Edupublik.com – Sekretaris Dewan Penasihat Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) yang juga Wakil Sekjen DPP PDI Perjuangan Ahmad Basarah didampingi Dubes RI untuk Mesir di Kairo, Helmy Fauzy serta Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI, Dwi Ria Latifa diterima oleh Ketua Niqobatul Ashraf (Perhimpunan Keluarga Keturunan Nabi Muhammad SAW), yang juga Wakil Ketua I Parlemen Mesir, Sayyid Mahmoud El Sharif di Kantor Pusat Niqobatul Ashraf di Kairo Mesir Rabu (28/12).
Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh Syaikh Usama Sayyid Al Azhari, penasehat Presiden Mesir untuk urusan agama, Syaikh Muhammad Abu Hasyim, Wakil Rektor Universitas Al Azhar dan banyak anggota Niqabatul Ashraf lainnya yang merupakan tokoh-tokoh penting di Mesir.
Pertemuan dalam rangka membangun kerja sama antara Bamusi dengan ulama-ulama Mesir khususnya yang bergabung dalam Perhimpunan Niqabatul Ashraf yang beraliran Sunni tersebut untuk mengembangkan dan mensosialisasikan konsep Islam yang moderat dan Rahmatan Lil Alamin.
Dalam pertemuan tersebut Ahmad Basarah menyinggung peranan penting Presiden RI Pertama, Soekarno dengan negara Mesir, khususnya dengan Presiden Mesir Kedua, Gamal Abdul Nasser yang telah meletakan fondasi yang kokoh dalam membangun hubungan bilateral Indonesia dan Mesir. Ahmad Basarah juga mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Mesir karena nama Presiden Soekarno telah diabadikan menjadi nama salah satu jalan penting di Kairo dengan nama Jalan Ahmed Soekarno hingga saat ini.
Dalam rangka terus meningkatkan kerja sama dan hubungan baik tersebut, Ahmad Basarah juga berharap agar ke depan ulama ulama Mesir dapat terus melakukan dialog secara intensif dengan ulama ulama di Indonesia guna mencari solusi dan mengkampanyekan pentingnya Islam yang rahmatan lil aalamin.
Dubes Helmy Fauzy dalam pertemuan tersebut membahas pentingnya hubungan kedua negara, baik antar masyarakat (people to people) maupun hubungan antar pemerintah (G to G). Pertemuan juga membahas upaya untuk memperkuat kerja sama kedua negara khususnya di bidang agama dan budaya serta ekonomi.
Dalam pertemuan tersebut juga digaris bawahi mengenai peranan Mesir dalam mendidik mahasiswa Indonesia melalui Universitas Al Azhar, dimana keberadaan mahasiswa Indonesia merupakan aset penting dalam upaya untuk menyebarkan ajaran Islam yang moderat sekembalinya mereka ke Indonesia.
Selain itu, juga dibahas komitmen kedua negara untuk terus mengembangkan serta menjadi pioner bagi pemahaman dan pengamalan ajaran Islam yang toleran yang dapat hidup berdampingan dengan pemeluk-pemeluk agama lainnya dengan damai dan saling menghormati di seluruh dunia.
Dengan demikian, diharapkan, Islam akan dapat memainkan peranan penting dalam menciptakan perdamaian dunia yang berdasarkan perikemanusiaan dan keadilan sosial bagi seluruh umat manusia. [Riski]