Edupublik, Jakarta – Yoshinori Ohsumi, Ilmuwan asal Japan dianugerahi Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran pada Senin lalu, 2 September 2016. Dia seorang ahli Biologi Sel di Japan. Lahir pada tahun 1945 di Fukuoka, Jepang, dan menerima Ph.D. dari Universitas Tokyo pada tahun 1974 dan menjadi dosen Junior di Universitas Tokyo. Tetapi, dia berulang kali pindah universitas mengajar karena merasa frustrasi dengan bidang yang ditekuninya hingga sampai Institut Nasional di Okazaki menekuni bidang Biologi dasar. Dan, sejak Tahun 2009 ia telah menjadi profesor di Tokyo Institute of Technology.
Ia menerima anugerah Nobel karena menemukan proses sel mendaur ulang kandungannya. Sebuah proses yang dikenal sebagai autophagy, istilah Yunani untuk “self-eating.”
proses ini sangat penting. Selama kelaparan, sel memecah protein dan komponen yang tidak penting dan menggunakannya kembali mereka sebagai energi. Sel juga menggunakan autophagy untuk menghancurkan menyerang virus dan bakteri, mengirim mereka untuk didaur ulang. Dan sel-sel menggunakan autophagy menyingkirkan struktur yang rusak. Proses ini diduga serba salah dalam penyakit kanker, menular, imunologi dan gangguan neurodegenerative. Gangguan autophagy juga diduga berperan dalam penuaan.
Tapi sedikit yang diketahui tentang bagaimana autophagy terjadi, gen apa yang terlibat, atau perannya dalam penyakit dan perkembangan normal sampai Dr. Ohsumi mulai mempelajari proses di ragi roti. Seperti yang dilansir The New York Times Dr. Ohsum memenangkan penghargaan ini karena dia berhasil menemukan bagaimana sel itu bertahan hidup dan tetap sehat. Gen autophagy jalur metabolisme itu ditemukan dalam ragi roti maupun organisme yang lebih tinggi termasuk Manusia. Mutasi pada gen yang dapat menyebabkan penyakit, penemuan ini merupakan penemuan terbaru dalam bidang ini. Penemuannya ini dapat membuka penelitian-penelitian terbaru dalam bidang ini. Peneliti mudah akan lebih banyak belajar dari penemuannya.
Sumber : nytimes.com