Site icon EDUPUBLIK – Media Edukasi Indonesia

Jajan Story, Mengangkat Harkat Jajanan Tradisional Indonesia

Edupublik.com – Ketika menikmati jajanan tradisional khas Indonesia dari suatu daerah, pernahkah kita terpikir ada kisah menarik yang menyentuh perasaan di balik pembuatannya?

Agaknya akan lebih banyak yang menjawab tidak dari pada mengiyakan pertanyaan tersebut. Tak heran kalau kemudian jajanan tradisional khas Indonesia di berbagai daerah mulai kalah bersaing dengan produk jajanan dari luar. Apalagi di kalangan generasi muda yang tampaknya cenderung menganggap produk jajanan dari luar lebih trendi dan menjadi simbol kekinian. Bagi mereka jajanan tradisional mungkin sudah dianggap jadul dan kurang menarik.

Berlatar belakang kondisi tersebut, maka di awal Januari 2017 Wulandari memulai gagasannya membuat Jajan Story untuk menjadi pelopor gerakan #revolusijajananindonesia. Melalui Jajan Story, Wulandari menggandeng produsen-produsen jajanan tradisional Indonesia untuk membangun jaringan sukses bersama dalam mengangkat kembali jajanan tradisional Indonesia agar bisa menjadi gaya hidup pilihan utama masyarakat.

Mengapa Jajan Story? Karena Wulandari yakin, bahwa setiap produsen jajanan tradisional dari berbagai daerah yang menjadi mitranya, pasti memiliki cerita tersendiri dalam membuat jajanan tersebut.

“Rasa jajanan yang nikmat ditambah cerita kehidupan pembuatnya diharapkan bisa menyentuh psikologi konsumen untuk lebih menggemarinya,” jelas Wulandari.

Untuk menjadi mitra, produsen jajanan yang berasal dari berbagai daerah itu dikurasi pihak manajamen Jajan Story sehingga benar-benar tidak menggunakan bahan pengawet dan hanya menggunakan pewarna yang memang diperuntukkan buat makanan. “Secara nutrisi, produk Jajan Story terjamin dari sisi kesehatan,” ujar Wulandari memastikan.

Agar kemasannya lebih menarik, Wulandari menggandeng Arif Satria menjadi designer kemasan Jajan Story. “Dengan kemasan yang unik, akan menarik perhatian konsumen untuk membeli,” ungkap Arif Satria saat acara silaturahim dan buka bersama dengan para mitra produsen, Ahad (18/6/2017) lalu.

Dengan beberapa kombinasi terobosan tersebut, Wulandari bermimpi suatu saat masyarakat akan banyak yang antri membeli makanan khas Indonesia, seperti: awug-awug dari Jawa, kue timpan dari Aceh, kue lumpang dari Palembang atau Jambi dan lain-lain. “Insya Allah 2-3 bulan lagi kita akan me-launching gerai Jajan Story. Mudah-mudahan bisa digemari masyarakat,” harap Wulandari.

Dari eksperimen awal sekitar tiga Bulan, Wulan juga mendapatkan bahwa banyak kalangan atas yang menyukai dan memesan produk tradisional yang ditawarkannya. Oleh karena itu ia yakin, jika dikemas dan dimanage dengan baik, citra makanan tradisional Indonesia akan bersaing dengan makanan-makanan asing yang kini menguasai pasar kuliner di kalangan menengah ke atas. [ht]

Exit mobile version