Connect with us

EduJabar

Malam Tahun Baru ‘Car Free Night’ Di Jalur Puncak

Published

on

Ilustrasi

EDUPUBLIK, BOGOR – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi meminta Kepolisian agar pemberlakuan “Car Free Night” (CFN) atau penutupan Jalur Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada malam Tahun Baru 2020 disosialisasikan dengan baik.

“Kita harus memastikan selain memang sosialisasi bagus, mulai hari ini memang tidak ada pergerakan (kendaraan) yang berarti,” ujarnya usai meninjau arus Jalur Puncak di Pos Polisi Gadog, Ciawi, Kabupaten Bogor, Senin (30/12).

Menurut dia, sosialisasi CFN perlu dibarengi dengan sosialisasi jalur-jalur alternatif yang bisa dilalui pengendara selama Jalur Puncak ditutup untuk semua jenis kendaraan karena berlaku CFN.

“Kapolres menyediakan akses-akses di berbagai jalan alternatif tadi, itu juga harus menjadi perhatian sehingga tidak jadi satu kemacetan. Kami apresiasi kepada apa yang dilakukan Bupati, Kapolres, Pertamina, Tim Kesehatan, dan Kakorlantas juga ‘support’,” kata Budi.

Ia menyambut positif niat Kepolisian memberlakukan CFN di Jalur Puncak pada malam tahun baru. Jika tidak berlaku CFN Jalur Puncak akan semrawut dengan kendaraan di malam pergantian tahun.

“Di satu tempat seperti hiburan di Puncak kalau lalu lintas itu tetap ada akan ‘crowded’ karena ada pergerakan manusia dan mobil,” tuturnya.

Jalur Puncak Ditutup

Selama malam tahun baru 2020, jalur Puncak di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, akan ditutup dari semua jenis kendaraan karena diberlakukan CFN.

Kasatlantas Polres Bogor, AKP Fadli Amri mengatakan bahwa CFN akan diberlakukan semalaman atau mulai pukul 18.00 WIB hari Selasa, 31 Desember 2019 hingga pukul 06.00 WIB hari Rabu, 1 Januari 2020.

“Jadi untuk ‘Car Free Night’ kita melakukan pembatasan. Pembatasannya sendiri betul kepada (kendaraan) roda empat dan roda dua, namun kita lebih fokuskan kepada roda empat,” kata Fadli. [ant]

Klik untuk komentar

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

EduJabar

Bekasi Perpanjang PPKM Selama 1 Bulan

Published

on

photo credit: Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi/via: FB PG Kota Bekasi

EDUPUBLIK – Pemerintah Kota Bekasi di Provinsi Jawa Barat memperpanjang pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) selama 30 hari mulai Selasa.

“Perpanjangan berlaku mulai hari ini hingga 30 hari ke depan,” kata Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi di Bekasi, (26/1).

Pemerintah Kota Bekasi akan memperketat pembatasan aktivitas masyarakat selama PPKM kedua, yang merupakan perpanjangan dari PPKM pertama dari 11 sampai 25 Januari 2021, jika penularan virus corona masih meningkat.

“Jika dilihat dari hasil positivity rate naik menjadi 22 persen lebih maka akan diadakan pengetatan,” kata Rahmat.

Namun dia tidak menjelaskan secara detail angka perbandingan jumlah kasus positif COVID-19 dengan jumlah pemeriksaan yang dilakukan atau positivity rate di Kota Bekasi saat ini serta bentuk pengetatan yang akan dilakukan jika positivity rate mencapai 22 persen lebih.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bekasi Dezy Syukrawati mengatakan bahwa temuan kasus COVID-19 di Kota Bekasi masih meningkat dan hal itu tidak lepas dari upaya pemerintah daerah menggencarkan pemeriksaan semasa PPKM.

“Kalau Kota Bekasi, kita melakukan tracking (pelacakan) di tengah masyarakat dengan sangat intensif,” katanya.

“Banyak juga masyarakat yang melakukan tes di sini (Rumah Sakit Darurat Stadion Patriot Candrabhaga) untuk melacak adanya penyebaran COVID-19,” ia menambahkan.

Ia mengimbau warga Kota Bekasi mendukung upaya pemerintah kota mengendalikan penularan COVID-19 dengan mengurangi aktivitas di luar rumah untuk meminimalkan risiko penularan virus corona.

“Kami juga minta dukungan masyarakat agar liburan jangan kemana-mana, tetap di rumah saja,” katanya.

Sementara itu, menanggapi usul Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan agar pemerintah pusat mengambil alih koordinasi penanganan COVID-19 di Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek), Wali Kota Bekasi menyatakan sepakat.

Upaya pengendalian COVID-19 di Jabodetabek, menurut dia, akan bisa lebih selaras dan efektif jika dikoordinasi langsung oleh pemerintah pusat.

“Sepanjang untuk mengurangi risiko dan percepatan, jika pemerintah pusat ingin membantu langsung, setuju. Tetapi sekarang ini kami masih berhasil mengendalikan penyebarannya,” katanya. [rzy/ant]

Continue Reading

EduJabar

Puncak Bogor Banjir Bandang, Tak Ada Korban Jiwa

Published

on

photo credit: Bupati Bogor Ade Yasin/courtesy of: andi/dkb/via: FB Kab. Bogor

EDUPUBLIK – Banjir bandang di area Gunung Mas di Desa Tugu Selatan, Kawasan Puncak, Cisarua, Bogor pada Selasa pagi, dipastikan oleh Bupati Bogor Ade Yasin tidak ada korban jiwa.

“Korban jiwa tidak ada, hanya ada 464 warga dievakuasi ke tempat yang aman,” ungkapnya di Cibinong, Bogor.

Meski begitu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor masih berusaha menyiapkan beberapa titik pengungsian, agar korban banjir tidak berkerumun karena masih dalam situasi pandemi COVID-19.

“Karena masih masa pandemi jadi tidak boleh berkerumun, maka kita perlu siapkan tempat-tempat yang cukup untuk mereka beristirahat. Sementara ini di satu masjid yang ada di sekitar situ,” kata Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Bogor itu.

Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor Budi Pranowo mengatakan proses penanganan lokasi bencana masih berlangsung.

“Tim BPBD terdiri dari tim evakuasi dan perlengkapan, tim tenda selter logistik, serta tim P3K dengan ambulans untuk jemput apabila ada pengungsi,” ujarnya.

Dia mengatakan ada 134 kepala keluarga (KK) dengan 474 jiwa harus mengungsi ke masjid maupun tempat-tempat yang dianggap aman, karena dikhawatirkan banjir bandang susulan bisa terjadi.

Banjir akibat aliran anak Sungai Ciliwung yang melewati perkebunan teh PTPN VIII itu, membuat rusak puluhan rumah warga dan menutup beberapa akses jalan. [ant]

Continue Reading

EduJabar

Ini Penyebab Banjir Bandang Di Kabupaten Bogor

Published

on

photo credit: Banjir Kab. Bogor

EDUPUBLIK – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat curah hujan ekstrem di wilayah Kabupaten Bogor yang menyebabkan banjir bandang di Perkebunan Teh Gunung Mas Kampung Rawa Dulang Desa Tugu Selatan, Cisarua.

“Curah hujan dengan intensitas ekstrem tercatat pada Pos Hujan Gn Mas Puncak sebesar 107,5 mm, yaitu hujan sangat lebat,” kata Kepala Stasiun Klimatologi Bogor Abdul Mutholib dalam rilis yang diterima di Jakarta, (19/1).

Sedangkan dari pos pengamatan Naringgul Puncak, tercatat curah hujan sebesar 112 mm (hujan sangat lebat).Berdasarkan pantauan citra radar, tampak terjadi pergerakan awan hujan dari arah barat hingga barat laut ke wilayah Cisarua, Bogor dalam durasi yang lama dan bersifat terus menerus dari siang hingga dini hari, yakni pukul 10.00-05.00 WIB.

Kondisi curah hujan yang cukup tinggi tersebut berpotensi memicu luapan air sungai dan mengakibatkan banjir di sekitar daerah aliran sungai.

BMKG memprakirakan potensi hujan sedang hingga lebat masih terdeteksi hingga tiga hari ke depan di wilayah Perkebunan Teh Gunung Mas Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Banjir bandang terjadi di Cisarua Kabupaten Bogor dan sekitarnya pada Selasa (19/1), mengakibatkan pohon tumbang dan menutup akses jalan warga, sehingga lokasi kejadian banjir bandang menjadi terisolasi.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor melaporkan 900 jiwa terdampak banjir. Sementara ini warga diungsikan ke rumah kerabat dan sebagian menempati Wisma PTPN 8 Gunung Mas.

Berdasarkan analisis kondisi dinamika atmosfer proses pertumbuhan awan hujan pada saat kejadian, dipicu oleh kondisi atmosfer yang labil dan didukung oleh kondisi anomali suhu permukaan laut yang masih hangat serta terdapatnya daerah perlambatan angin yang melewati wilayah Jawa Barat, sehingga meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di provinsi itu.

Terkait kejadian tersebut, BMKG telah mengeluarkan informasi peringatan dini cuaca ekstrem skala waktu tiga jam-an untuk wilayah Jawa Barat, khususnya Jabodetabek pada Senin (18/1) pukul 17.20 WIB hingga 20.20 WIB dan pukul 22.20 hingga 23.45 WIB, sebelum terjadinya cuaca ekstrem di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor.

Pada Januari hingga Februari 2021, di wilayah Jawa Barat diprediksi mengalami periode puncak musim hujan, sehingga perlu diwaspadai potensi cuaca ekstrem, seperti hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang, puting-beliung, maupun hujan ringan hingga sedang berlangsung secara terus-menerus yang rawan berpotensi menimbulkan terjadinya banjir bandang. [rzy/ant]

Continue Reading

Terpopuler