NEW DELHI – Eksebisi foto memperingati 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia-India yang diselenggarakan KBRI New Delhi telah menjadi sebuah momen nostalgia, refleksi, dan optimisme dalam menatap masa depan hubungan kedua negara.
Kehadiran Menteri Penerbangan Sipil India, Shri Hardeep Singh Puri, dalam membuka tersebut pada tanggal 27 Februari 2020 semakin menegaskan makna penting hubungan diplomatik India dan Indonesia.
Dukungan India dalam perang kemerdekaan Indonesia adalah signifikan, dan konektivitas udara telah berperan penting sebagai jembatan di awal kemerdekaan kedua negara.
Banyak yang tidak mengetahui bahwa tiga pahlawan nasional Indonesia, yaitu Komodor Muda Udara Adisucipto, Komodor Muda Udara Prof. Dr. Abdulrachman Saleh, dan Opsir Muda Udara Adisumarmo gugur dalam pesawat DC-3 Dakota India yang ditembak jatuh di Yogyakarta tahun 1947. Pesawat tersebut milik Biju Patnaik, warga negara India.
Dalam sambutannya membuka pameran foto bertajuk “A Moment of Reflection”, Menteri Hardeep Singh Puri menyampaikan penghargaan atas terselenggaranya pameran foto ini.



“Saya senang bahwa selain hubungan bilateral yang telah terjalin sejak 70 tahun yang lalu, juga terdapat keterikatan sejarah yang kental antara India dan Indonesia. India dan Indonesia telah berbagi persahabatan yang terbentuk melalui peradaban, keterikatan budaya, adanya perjuangan bersama melawan kolonialisme, dan keyakinan yang kuat terhadap nilai-nilai demokrasi, pluralisme, inklusifitas, dan penegakan hukum,” ujarnya.
Duta Besar Sidharto Suryodipuro mengatakan, “Walaupun hubungan Indonesia India mungkin sudah ada sejak 2000 tahun lalu. Namun baru 70 tahun yang lalu, hubungan di era modern resmi terjalin. Peran Biju Patnaik sangat signifikan, sebagai pelopor terbangunnya konektifitas udara antara Indonesia dan India. Kedepannya konektifitas udara akan memainkan peran yang semakin penting terhadap hubungan yang semakin kuat antara Indonesia dan India”.
Pameran yang dibuka untuk umum sejak tanggal 25 Februari 2020 merupakan hasil kolaborasi antara KBRI New Delhi dengan Nehru Memorial Museum and Library (NMML).



Pameran menampilkan foto koleksi KBRI New Delhi yang didapat dari riset selama dua tahun di berbagai lembaga di India dan Indonesia.
Di Indonesia, foto diperoleh diantaranya dari Kantor Berita Antara, Biro Protokol Pers dan Media Kementerian Sekretariat Negara, koleksi pribadi William Wongso, master chef Indonesia yang juga putera fotografer pribadi Presiden Soekarno, NMML, Arsip Nasional Republik Indonesia, National Archives of India, Rajiv Gandhi Foundation, dan Indira Gandhi Memorial Trust.
Para saksi sejarah perjuangan Indonesia-India juga hadiri dalam rangkaian pameran foto tersebut, diantaranya: Prof. Meutia Hatta, Duta Besar Navreka Sharma, Duta Besar Sudharsan Bhutani, Prof. S.D. Muni, Marsekal Utama Fajar Adriyanto, Duta Besar Rizali Indrakesuma, dan 4 panelis lainnya bernostalgia dalam sebuah talk show yang dikemas khusus menjadi momentum untuk refleksi dan upaya menolak lupa sejarah persahabatan bangsa Indonesia dan India.
Foto-foto yang dipamerkan menampilkan peristiwa mulai dari pertemuan pertama Presiden Soekarno dengan Perdana Menteri Jawaharlal Nehru, hingga pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Perdana Menteri Narendra Modi di Thailand tahun 2019 lalu , Biju Patnaik Pahlawan Indonesia.
Pada pameran foto, terdapat satu sudut yang dikhususkan untuk menampilkan foto-foto langka Biju Patnaik dengan para tokoh dan pemimpin Indonesia kala itu (1947).
Salah satu kisah heroik yang dilakukan oleh Biju Patnaik adalah dalam upayanya menerbangkan Perdana Menteri Sutan Sjahrir ke India dan membawa Wakil Presiden Muhammad Hatta dalam suatu misi penyamaran dalam rangka memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Atas jasa dan keberaniannya tersebut, Biju Patnaik dianugerahkan penghargaan tertinggi dari Pemerintah Indonesia, yaitu penghargaan “Bintang Jasa Utama” yang diberikan pada tahun 1995.
Pada peresmian tersebut, turut hadir pula putra pertama Biju Patnaik, yaitu Prem Patnaik, dimana foto-foto langka terkait ayahnya menjadi ikon dalam pameran tersebut. Kehadiran Prem Patnaik yang juga mengenal baik Presiden RI ke-5, Megawati Soekarnoputeri menjadikan momen pameran menjadi lebih berkesan.
Kedekatan Biju Patnaik dengan Presiden Soekarno ternyata menyimpan satu kisah yang tak kalah menarik, karena Biju Patnaik yang memberikan nama “Megawati” kepada Presiden RI ke-5 tersebut.
Di antara undangan, hadir pula Duta Besar berbagai negara serta Dekan Korps Diplomatik New Delhi, anggota parlemen, dan banyak perwakilan media televisi dan cetak India.
Nehru Memorial Museum and Library, NMML adalah lembaga milik pemerintah yang merupakan pusat riset utama dan kegiatan intelektual lainnya.
Bangunan yang dijadikan sebagai museum, merupakan rumah tempat tingal Jawaharlal Nehru hingga beliau menghembuskan nafas terakhirnya. Tepat di depan kamar Nehru, terdapat buffet yang pada salah satu sisinya terpajang foto Bung Karno dan keluarga. [rk]