Connect with us

Kampus

Rektor UIN BDG Lepas Mahasiswa KKN DR Sisdamas Masa Covid-19 Secara Virtual

Published

on

credit: KKN DR UIN BDG 2020/dok

BANDUNG – Meskipun dalam suasana pandemi, Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung, H. Mahmud, didampingi Wakil Rektor I, H. Rosihon Anwar, dan Ketua LP2M Husnul Qodim, disaksikan oleh para Wakil Rektor, Dekan, Kepala Biro, Ketua Lembaga, Wakil Dekan, jajaran LP2M, Kepala Bagian, Ketua Jurusan (Prodi), dosen pembimbing, KKP, peserta KKN DR Sisdamas, melakukan Pelepasan Kuliah Kerja Nyata Dari Rumah (KKN DR) Masa Covid-19 melalui telekonferensi aplikasi zoom dan disiarkan secara langsung pada kanal Youtube Humas UIN SGD Bandung.

Rektor mengajak seluruh civitas akademika UIN Sunan Gunung Djati Bandung untuk terus bersyukur kepada Allah SWT atas nikmat yang telah diberikan, kendati dalam suasana wabah corona, masih bisa melakukan kegiatan.

“Hari ini LP2M melakukan kegiatan pelepasan kuliah kerja nyata dari rumah tahun 2020 di masa Covid-19. Kegiatan ini merujuk pada SKB 4 Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran tahun akademik 2020/2021, soal komitmen bersama terkaitb dengan persoalan proses pembelajaran dalam situasi covid,” ujar Rektor UIN Bandung H. Mahmud, dalam keterangannya, di Bandung, (26/7).

Dia mengatakan, kesehatan dan keselamatan pendidik, tendik, siswa dan lain menjadi prioritas utama. Olah karena itu kuliah dilaksanakan dengan daring.

“Karena tidak ada yang menjamin wabah bisa hilang dari lingkungan kita, maka KKN yang juga karena sudah memasuki masanya berdasarkan kalender akademik,” katanya.

Dia menuturkan, tidak mungkin bisa dihilangkan atau kita mundurkan sebab resikonya ketika dimundurkan mahasiswa terlambat menyelesaikan studi.

“Padahal kalau terlambat studi tentu akan merepotkan mahasiswa, orang tua mahasiswa, termasuk lembaga terkait akreditasi. Jadi banyak pihak yang kita selamatkan dengan adanya kegiatan KKN DR Sisdamas,” tuturnya.

Menurutnya, melalui KKN DR Sisdamas ini diharapkan dapat melahirkan terobosan baru tentang KKN yang berbasis pada kampung halaman.

“Muncul inspirasi buat saya, supaya kontrolnya bukan hanya dosen pembimbing, tapi masyarakat sekitar, tetangganya dan antum sebagai mahasiswanya bisa dirasakan untuk masyarakat atau tetangganya,” katanya.

“Dugaan saya akan lebih kreatif, lebih inovatif, sebab ada cerita kalau kita kepepet kadang-kadang kretifitas itu muncul. Kalau tidak kepepet, enjoy, tidak kreatif. Mudah-mudahan hasil KKN ini memberikan manfaat dan dirasakan oleh masyarakat,” tambahnya.

Upaya menghadapi adaptasi kebiasaan baru, tentu harus menggunakan dua pendekatan: Pertama, secara lahir (medis) mengikuti aturan-aturan protokol Covid-19, yakni jaga jarak, bermasker, cuci tangan, di rumah aja. Kedua, pendekatan batin (agama) seperti berdoa setiap pagi dan sore, dawam wudhu dan juga jangan mendatangi tempat yang sudah terkena wabah, banyak beristighfar, berdoa.

“Dalam mendukung program Jabar Juara Lahir Batin, di tengah situasi seperti ini mari tingkatkan iman dan takwa kita kepada yang maha kuasa. Yakinlah jika dua pendekatan lahir batin ini kita lakukan kuasa Allah akan kita rasakan. Mahasiswa yang menjalankan KKN DR UIN harus ikut berkontribusi dan mengkampanyekan dua pendekatan lahir dan batin dalam menyikapi wabah Corona ini,” tegasnya. [hmj]

Klik untuk komentar

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kampus

Pengukuhan Guru Besar Terbanyak, UIN Bandung Raih Rekor Muri

Published

on

credit: GURU BESAR UIN BANDUNG/dok

EDUPUBLIK, BANDUNG – Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Prof. Dr. H. Mahmud, M.Si didampingi Ketua Senat Universitas, Prof. Dr. H. Nanat Fatah Natsir, MS, Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) Kementrian Agama, Prof. Dr. H. Muhammad Ali Ramdhani, S.TP, M.T., Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis), Prof. Dr. Suyitno, M.Ag, menerima Piagam Penghargaan Museum Rekor-Dunia Indonesia No.9742/R.MURI/XI/202 atas Pengukuhan Guru Besar Terbanyak, di Perguruan Tinggi Keagamaan.

Sidang Senat Terbuka Pengukuhan Guru Besar tersebut digelar secara daring dan disiarkan langsung melalui kanal Youtube UIN Sunan Gunung Djati Bandung, pada Rabu (25/11/2020).

Ketua Senat Universitas, Prof. Dr. H. Nanat Fatah Natsir, MS menyebut, pengukuhan ini memecahkan rekor Muri pengukuhan guru besar terbanyak di universitas keagamaan se-Indonesia. “Kita apresiasi 13 profesor ini sebagai rekor Muri pengukuhan guru besar terbanyak di Universitas Islam di Indonesia,” kata Prof Nanat.

Founder Muri, Jaya Suprana mengucapkan selamat atas rekor Muri dalam hal prestasi pengukuhan guru besar terbanyak di perguruan tinggi keagamaan. Diakuinya guru besar tak lepas atas sumbangsih pemikiran dan karya terbaiknya di bidang ilmu pengetahuan.

“Ini merupakan koherensi tugas perguruan tinggi sebagai wahana agen perubahan menghadapi tantangan zaman. Salah satu parameter perguruan tinggi adalah pencapaian jumlah dan karya para profesornya,” papar Jaya.

Ke-13 guru besar itu Prof. Dr. H. M. Subandi, Drs., Ir., MP. Guru Besar Bidang Ilmu Budidaya Tanaman Perkebunan Fakultas Sains dan Teknologi (FST); Prof. Dr. Hj. Ulfiah, M.Si. Guru Besar Bidang Ilmu Psikologi Konseling Fakultas Psikologi (FPsi); Prof. Dr. Yadi Janwari, MA. Guru Besar Bidang Ilmu Ekonomi Islam Fakultas Syariah dan Hukum (FSH); Prof. Dr. H. Nana Herdiana Abdurrahman, SE.Ak., MM., Guru Besar Bidang Ilmu Manajemen Fakultas Syariah dan Hukum (FSH);

Prof. Dr. H. Ah. Fathonih, M.Ag. Guru Besar Bidang Ilmu Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah dan Hukum (FSH); Prof. Dr. H. Koko Komaruddin, M.Pd. Guru Besar Bidang Ilmu Tafsir Fakultas Syariah dan Hukum (FSH); Prof. Dr. H. Sahya, M.Si., Guru Besar Bidang Ilmu Kebijakan Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP); Prof. Dr. Hj. Endah Ratnawaty Chotim, Dra. M.Ag., M.Si. Guru Besar Bidang Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP);

Prof. Dr. H. Badruzzaman M. Yunus, MA. Guru Besar Bidang Ilmu Tafsir Fakultas Ushuludin (FU); Prof. Dr. H. Tedi Priatna, M.Ag. Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK); Prof. Dr. H. Jaja Jahari, M.Pd. Guru Besar Bidang Ilmu Administrasi Pendidikan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK); Prof. Ahmad Ali Nurdin, MA., Ph.D. Guru Besar Bidang Ilmu Politik Islam Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP); Prof. Dr. Fauzan Ali Rasyid, M.Si. Guru Besar Bidang Ilmu Politik Hukum Islam Fakultas Syariah dan Hukum (FSH).

Dalam sambutannya Prof. Dr. H. Mahmud, M.Si., memaparkan beberapa hal. “Melalui pengukuhan ini anggap knowledge telah selesai. Selanjutnya, hal paling utama kearifan atau wisdom. Secara epistemologi, kebijaksanaan diperoleh melalui mujahadah hingga sampai ma’rifah. Dengan ini, maka profesor akan menjadi solusi. Kuatkan ilmu dan lanjutkan kearifan,” tegas Prof. Mahmud.

Rektor mengilustrasikan nasihat Sang Guru. “Sebutir padi ketika menjadi nasi pasti ada banyak orang yang terlibat. Mulai pemilik lahan, petani, tumbuh menjadi padi, dan terus hingga menjadi nasi. Di situ banyak pihak yang terlibat. Kampus ini telah memberikan banyak hal sehingga seseorang menjadi sukses dan berhasil. Karena itu, pikiran, tenaga, dan segala hal dedikasikanlah untuk kampus,” lanjutnya.

Atas pencapain Rekor Muri ini Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) Prof. Dr. Muhammad Ali Ramdhani, S.TP, M.T., menegaskan ada episentrum perdaban di UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Episentrum sendiri adalah titik pada permukaan bumi yang terletak tegak lurus di atas pusat gempa yang ada di dalam bumi.

“Ini sebuah episentrum peradaban, dan tentu bukan pencapaian yang instan. Saya juga mendengar ada 70 artikel mahasiswa semester I tembus publikasi ilmiah melalui konferensi internasional,” ungkap Prof. Dani.

Menurutnya, terdapat beberapa hal yang paling utama untuk mengisi ruang-ruang literasi, yaitu kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan fisik, dan kecerdasan spiritual. “Adapun ruang agregasi dari semua itu bermuara pada kebijaksanaan sebagai tema besar,” tegas Dirjen Pendis.

Di hadapan 13 Guru Besar yang baru dikukuhkan itu Dirjen Pendis mengucapkan “Selamat untuk seluruh profesor. Selalu berhati-hati karena ucapan akan menjadi ilmu dan tindakan pasti menjadi contoh. Jangan berhenti belajar sebab berhenti belajar maka kematian hakiki. Sedangkan mereka yang terus belajar maka pasti memiliki masa depan,” pesannya. [hms]

Continue Reading

Kampus

Prodi Pendidikan Kimia UIN Bandung Raih Akreditasi A

Published

on

photo credit: prodi kimia uin bdg/dok. humas

BANDUNG – Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) UIN Sunan Gunung Djati Bandung berhasil meraih akreditasi “A” dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT).

“Melalui Surat Keputusan Nomor 6212/SK/BAN-PT/Akred/S/X/2020, tertanggal 6 Oktober 2020. Alhamdulilah, kami bersyukur atas pencapaian akreditasi unggul, tentu ini menjadi tantangan bagi Prodi Pendidikan Kimia dan Fakultas Tarbiyah UIN Bandung untuk terus meningkatkan mutu proses dan mutu lulusan,” ujar Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Aan Hasanah, dalam Keterangannya, Senin (19/10/2020).

“Insya Allah, ini menjadi motivasi untuk terus berikhtiar mewujudkan Fakultas Tarbiyah yang unggul, kompetitif, berintegritas dan berakhlak karimah,” imbuhnya.

Menurutnya, assesmen lapangan secara daring yang pertama dilingkungan UIN Bandung tahun 2020 untuk program studi Pendidikan Kimia telah dilaksanakan pada hari Senin-Selasa, 21-22 September 2020 lalu dengan tim asesor Dr. Maria Paristiowati, M.Si. (Universitas Negeri Jakarta), Dr. Arief Rachman Ibrahim, M.Ed. (Universitas Sriwijaya)

Sebelumnya, Prodi Pendidikan Kimia terakreditasi B dengan nomor SK BAN PT No. 1122/SK/BAN-PT/Akred/S/X/2015, tertanggal 31 Oktober 2015.

Dia menjelaskan, BAN-PT merupakan satu-satunya badan akreditasi yang memperoleh wewenang dari Kementrian Pendidikan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia dalam meningkatkan mutu pendidikan tinggi, memperkenalkan serta menyebarluaskan paradigma baru dalam pengelolaan pendidikan tinggi dan meningkatkan relevansi, atmosfer akademik, pengelolaan institusi, efisiensi dan keberlanjutan pendidikan tinggi.

Menurutnya, raihan akreditasi A merupakan hasil dari kerja tim yang solid dan kolaborasi yang baik dari semua pihak yang terlibat, yakni Jurusan MIPA, tim Prodi Pendidikan Kimia, mahasiswa, alumni dan para pengguna lulusan serta semua stakeholder.

Akreditasi "A" Prodi Pendidikan Kimia UIN Bandung

Dia mengatakan, FTK memiliki sepuluh Prodi, yakni Pendidikan Agama Islam (PAI), Manajemen Pendidikan Islam (MPI), Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Pendidikan Bahasa Arab (PBA), Pendidikan Bahasa Inggris (PBI), Pendidikan Biologi, Pendidikan Matematika, Pendidikan Kimia, Pendidikan Fisika, dan Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD).

“Dari sepuluh program studi, 5 Prodi sudah terakreditasi A (Unggul) yakni PAI, MPI, PBA, Pendidikan Matematika dan Pendidikan Kimia. Sisanya terakreditasi B dan sedang proses Reakreditasi. Mudah-mudahan dalam beberapa waktu kedepan Semua Jurusan dan Prodi di lingkungan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN SGD Bandung akan meraih Akreditasi unggul,” ungkapnya.

Ketua Jurusan Pendidikan MIPA, Drs. H. Idad Suhada, M.Pd didampingi Ketua Prodi Pendidikan Kimia, Dr. Ida Farida, M.Pd merasa bersyukur atas diraihnya nilai akreditasi A.

“Alhamdulillah, puji syukur tak terhingga atas pencapaian Prodi Pendidikan Kimia yang telah terakreditasi A melalui Asesmen Lapangan secara daring yang dilaksanakan dari tanggal 21-22 September yang lalu. Saya atas nama pribadi mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang sudah memberikan bantuan dan dukungan. Terutama kepada Pa Rektor dan para Warek, ibu Dekan Fakultas Tarbiyah dan para Wadek FTK, Ketau LPM, Ketua dan Sekretaris Jurusan MIPA, Unit Penjaminan Mutu FTK dan tim akreditasi Prodi Pendidikan Kimia,” paparnya.

Mudah-mudahan dengan pencapaian peringkat terakreditasi A ini “menjadi berkah bagi seluruh civitas akademika UIN Sunan Gunung Djati Bandung, khususnya bagi mahasiswa dan alumni agar terus meningkat mutu pendidikan Islam,” pungkasnya. [hms]

Continue Reading

Kampus

132.929 Peserta Ikuti UM-PTKIN Secara Daring

Published

on

credit: Peserta UM PTKIN Daring/dok

BANDUNG – Sebanyak 132.929 peserta mengikuti Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (UM-PTKIN) dengan menggunakan Sistem Seleksi Elektronik (SSE) secara daring dari tanggal 3-6 Agustus 2020.

“kriteria penilaian pada tahun 2020 ini menggunakan dua kriteria yaitu nilai rapor yang telah dimasukkan oleh masing-masing peserta saat pendaftaran dan ujian secara online atau daring,” ujar Ketua Umum UM-PTKIN, Prof. Mahmud, dalam keterangannya, Di Bandung, Senin (03/08/2020).

Dia menjelaskan, Sistem Seleksi Elektronik UM-PTKIN secara daring terdiri dari peserta jurusan IPA sebanyak 9.769 orang dan peserta jurusan IPS sebanyak 123.160 orang.

Peserta ujian tersebar di 59 Panitia Lokal PTKIN termasuk Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Singaperbangsa Karawang. Pelaksanaan SSE online dilaksanakan 3 sesi setiap harinya.

“Setiap sesi terdiri dari sekitar 11.000 peserta dengan jumlah pengawas sebanyak 579 orang persesi atau 6.948 pengawas selama 4 hari ujian,” jelasnya.

SSE daring untuk setiap sesi selama 100 menit dengan jumlah soal yang diujikan sebanyak 90 soal terdiri dari: Pertama, Penalaran Verbal dan Penalaran Kuantitatif; Kedua, Bahasa Arab; Ketiga, Bahasa Inggris; Keempat, Pengetahuan Keislaman; Kelima, IPS terpadu untuk Jurusan IPS; dan Keenam, Matematika dan IPA Terpadu untuk Jurusan IPA.

Semantara itu, Wakil Rektor I UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Prof. Rosihon Anwar,  juga melakukan inspeksi mendadak (sidak) pelaksanaan SEE daring UM-PTKIN yang berlangsung di gedung Lecture Hall Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data (PTIPD) diikuti sebanyak 6.557 peserta yang terdiri dari 581 untuk kategori IPA dan 5.976 untuk ketegori IPS. 

Dia mengtakan, pelaksanaan tes UM-PTKIN secara online pada hari pertama berjalan lancar, aman dan terkendali sesuai arahan dari Ketua Umum UMPTKIN.

“Alhamdulillah, mudah-mudahan dengan adanya kriteria penilaian nilai rapor dan ujian secara online dapat mempersiapkan calon mahasiswa yang unggul, kompetitif dan berakhlak karimah,” tandasnya. [hms]

Continue Reading

Terpopuler