Edupublik – Menjelang putaran kedua Pilkada DKI, hubungan para tokoh nasional yang hingga kini belum harmonis, diharapkan segera mengakhiri perseteruannya. Hal ini dimaksudkan agar gesekan di masyarakat tingkat bawah juga bisa segera berakhir demi menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia.
Harapan ini disampaikan pengamat LIPI, Siti Zuhro, menyusul belum bersatunya beberapa elit politik yang memiliki massa besar. Menurut Siti Zuhro, pihaknya sudah lama menghimbau agar para elit bersatu untuk memberikan contoh positif bagi masyarakat. Pasalnya, masyarakat tentunya akan mencontoh para pemimpin nasional, terlebih-lebih para pimpinan parpol besar.
“Mulai dulu kita selalu menghimbau para elit, ada contoh positif agar elit ini bersatu padu menunjukkan polarisasi yang harmonis dan tidak saling menistakan,” kata Siti Zuhro kepada Edupublik.com.
Terkait hubungan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, yang hingga kini masih renggang, Siti Zuhro mendesak agar segera diakhiri demi masyarakat dari Sabang sampai Merauke.
“Karena bagaimanapun juga masyarakat dari Sabang sampai Merauke itu kan siapa yang menjadi panutannya, kalau tidak pemimpin nasional? Apalagi yang bersangkutan masing-masing ketua umum partai,” kata Siti.
Menurut Siti Zuhro, jika para pemimpinnya saja sudah berkonflik, tidak menghargai dan mempercayai pemimpin yang lainnya, tentu saja massa akan meniru hingga dalam demokrasi negeri ini juga mengalami distrust di tingkat bawah.
“Bukan jaga gengsi tapi mereka (Mega dan SBY) itu susah rukun. Ya menurut saya akan berdampak. Padahal kan kita katanya menjaga NKRI? Karena mereka itu kan masing-masing punya massa yang luar biasa khususnya PDIP yang menjadi partai pemenang, ya tentunya ini akan ada dampaknya,” katanya.
Akibatnya, muncul kontestasi hukum, dengan saling melaporkan kesalahan-kesalahan rivalnya hingga meembuat citra buruk di masyarakat kepada masing-masing pemimpin.
“Saling tidak percaya, yang ada kontestasi kita adalah saling menyalahkan. sekarang ini kan kontestasi hukum, siapa yang paling banyak kesalahannya menurut hukum? Jadi itu nggak bagus juga,” papar Siti.
Seperti diketahui, hingga kini hubungan antara Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono belum mengarah ke arah yang lebih baik. Padahal, sebelumnya komunikasi antara PDIP dan Partai Demokrat masih lebih baik berkat mediasi Taufik Kiemas semasa hidupnya. [sidik]