Connect with us

Musik

The Sound Of Keroncong Meriahkan Paris Van Java

Published

on

Edupublik – Paris Van Java (PVJ) Mall yang terletak di jalan Sukajadi Bandung, selama lima hari sejak Rabu hingga Minggu, (16-20/8/2017), menggelar Event, “The Sound of Keroncong 2017”.

“The Sound of Keroncong 2017” yang menghadirkan “Orkes Keroncong (OK) Rumput” digelar di Amphitheater Sky Level Garden Paris Van Java: Resort Lifestyle Place.

Krong.. krong.. krong nada yang keluar dari jenis musik Keroncong  adalah salah satu jenis musik yang memiliki ciri khas tersendiri, yang kemudian biasanya dipadukan dalam grup musik yang terdiri dari kolaborasi bebunyian suling, biola, gitar melodi, cello, dengan pizzicato style dan satu atau dua orang penyanyi.

Meskipun keroncong sendiri adalah musik yang berasal dari Indonesia, namun tidak sedikit generasi muda bangsa ini menganggapnya musik keroncong sebagai jenis musik yang ketinggalan zaman dan kolot. Hal ini pun, amat sangat disayangkan mengingat bahwa keroncong adalah satu warisan budaya milik Indonesia.

Dengan alasan inilah ‘The Sound of Keroncong 2017’ diselenggarakan. Bertempat di Ampiteater Sky Level Garden, paris Van Java: Resort Lifestyle Place menggelar ‘The Sound of Keroncong 2017’ pada tanggal 16 hingga 20 Agustus 2017.

photo credit: The Sound of keroncong 2017 / dok. Akbar

“Tujuan dari event ini adalah untuk membantu melestarikan warisan budaya Indonesia. Juga mengingatkan kembali pada khalayak ramai akan keindahan lagu keroncong yang eksistensinya saat ini telah tertelan musik jenis lain yang lebih modern,” ujar Mayang Novianti selaku penyelenggara di Paris Van Java Mall Bandung, pada Jumat (18/8) malam.

Sementara itu, pengisi utama dalam gelaran ‘The Sound of Keroncong 2017’ adalah Rumput Band, kelompok musisi keroncong asal Virginia, Amerika Serikat.

Kelompok musisi yang terdiri dari para mahasiwa asal Negeri Paman Sam ini, bisa dibilang satu-satunya grup band keroncong dari AS yang konsen dengan pelestarian musik keroncong Tanah Air.

“Rumput memainkan keroncong (tradisi string-band dari Indonesia) dan mengeksplorasi benang paralel dengan tradisi lain, terutama musik string-band kuno Amerika Serikat dan Kepulauan Inggris, dan gamelan Indonesia,” ungkap Hannah vokalis utama Rumput Band saat ditemui usai mengisi acara ‘The Sound of Keroncong 2017’ tadi malam.

Band yang terdiri dari Hannah Standiford, Edward Breitner, Kyle Dosier, Drian Larson, Andy McGraw, John Priestley, Natalie Quick, Brandon Simmons, Faul Wilson, dan Jessika Zike ini pun mengungkapkan dengan bangga bahwa mereka menerima apresiasi positif dari permainan musik keroncong yang mereka tampilkan, terutama di Indonesia.

Rumput band pun mengatakan, sempat beberapa kali ikut serta dalam festival dan kompetisi musik, salah satunya dengan tampil di acara yang memadukan musisi Appalachia (Daerah pengunungan yang berada di Amerika Utara) dengan Indonesia bertajuk ‘Shadow Ballads’.

Selain itu, pada April 2016 lalu, Rumput Band pun masuk ke babak final dalam kompetisi ‘The Neo-Tradisional’ pada Agustus 2016 dan hingga kini masih aktif tergabung dalam komunitas orkestra di bawah naungan University of Richmond, Virginia bernama ‘Gamelan Raga Kusuma’.

“Pada musim semi 2016, kami membantu menghasilkan Shadow Ballads, sebuah pertunjukan kolaborasi intensif yang melibatkan duo musik lama Anna & Elizabeth, master wayang Bali Gusti Sudarta, dan musisi Jawa Peni Candrarini dan Danis Sugiyanto,” sambung Edward.

Sementara, Hannah menambahkan, pertunjukan dari Rumput Band di ‘The Sound of Keroncong 2017’ ini merupakan kunjungan pertama mereka untuk tampil perdana di Kota Kembang. Mereka sebelumnya telah melakuan berbagai rangkaian tur di Yogyakarta dan Solo.

“Kunjungan kami di event ‘The Sound of Keroncong 2017’ ini bisa dikatakan sebagai penampilan terakhir dari Rumput Band sebelum vakum dikarenakan beberapa anggota kami akan menempuh pendidikan lebih lanjut dalam bidang keroncong dan wayang Indonesia beberapa tahun ke depan. “Oleh karenanya pertujukan kali ini bisa menjadi kenangan yang berkesan,” kata Hannah.[SA]

 

Klik untuk komentar

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Musik

Prabowo Hingga Ridwan Kamil Saksikan Konser Dewa 19

Published

on

Photo credit: Prabowo Subianto/ant

JAKARTA – Sederet pesohor termasuk para pejabat terlihat hadir menikmati konser Dewa 19 di Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta Utara, Sabtu (4/2) malam.

Dalam konser bertajuk “Pesta Rakyat 30 Tahun Berkarya Dewa 19” itu terlihat Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto, Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, serta Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto duduk diantara puluhan ribu penonton.

Wajah mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama, mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, serta eks Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon juga turut menghiasi konser yang memperingati tiga dekade Dewa 19 menghiasi industri musik Tanah Air.

“Luar biasa, hampir semua lagu saya nantikan,” ujar Prabowo Subianto kepada Wartawan.

Pada konser itu, Menhan duduk di deretan kursi VIP dengan ibu kandung Ahmad Dhani di sampingnya.

Sementara Fadli Zon yang datang bersama adik dan kerabat menyebut konser grup band pop rock itu sebagai peristiwa kebudayaan yang besar. Dimana Dewa 19 telah berkarya di belantika musik Tanah Air lebih dari 30 tahun.

“Dewa ini sudah seperti super band, dan lagu-lagunya abadi, bukan hanya di zaman 30 tahunan lalu tapi anak-anak muda sekarang,” katanya.

Adapun dalam “Pesta Rakyat 30 Tahun Berkarya Dewa 19” di JIS lebih dari 30 lagu dibawakan dari rangkaian album-album terhits Dewa 19.

Konser ini menjadi istimewa lantaran Ahmad Dhani cs menyuguhkan empat vokalis dan lima drummer. Hampir seluruh personel yang melewati sepak terjang Dewa hadir menghibur penggemarnya.

Pagelaran yang dihadiri lebih dari 60 ribu pengunjung ini dimulai pukul 17:00 WIB dan rampung pada sekitar pukul 00:00 WIB. [ant]

Continue Reading

Musik

Konser K-Pop Super Junior di ICE BSD City 

Published

on

EDUPUBLIK – Grup idola K-pop Super Junior kembali mengajak para penggemar mereka atau disebut E.L.F sesaat terlarut pada nostalgia di sela konser bertajuk “Super Show 8: Infinite Time” di ICE, BSD City, Tangerang pada Sabtu (11/1).

Dari hampir 30 lagu yang para personel grup nyanyikan, separuhnya lagu-lagu lawas populer mereka di masa lalu, seakan membawa E.L.F ke konser Super Show terdahulu.

Detik-detik menjelang penampilan perdana, lagu “Superman” diputar, mengingatkan penggemar pada sosok idola mereka di tahun 2011, di era album “Mr. Simple”, disusul “A Man in Love” yang pernah Super Junior hadirkan antara lain di Super Show 4 pada 2012 dan Super Show 2 pada tahun 2009 (walau tidak digelar di Indonesia).

“Bonamana” dan “No Other”, lagu yang populer di tahun 2010 juga kembali Leeteuk, Siwon, Eunhyuk, Shindong, Donghae, Kyuhyun, Ryeowook dan Yesung nyanyikan. “Bonamana” setidaknya pernah mereka tampilkan di konser Super Show 7S pada Juni 2019 dan Super Show 5 serta 4.

Tak hanya itu, masih ada sederet lagu lawas yang Super Junior juga hadirkan, dua di antaranya, lagu balada “My All Is In You” dan “Love Disease” dari album “It’s You” versi kemas ulang yang dirilis pada tahun 2009. [ant]

Continue Reading

Musik

Menjadi Penyanyi Pop Isyana Semula Ragu

Published

on

credit: @isyanasarasvati/akun twitter

EDUPUBLIK – Isyana Sarasvati mengaku sempat ragu ketika memulai karir sebagai penyanyi dan pencipta lagu pop, karena sedari belia ia menggeluti musik klasik dan tak berniat menjadi musikus non-klasik.

“Mayoritas orang menganggap aku sebagai penyanyi pop padahal aku merintis musik dari kecil di klasik dan enggak pernah terpikir terjun ke dunia komersil dan aku enggak pernah berminat jadi penyanyi non-classical,” kata Isyana dalam acara “Sunsilk #TakTerhentikan” di Jakarta, Senin (7/10).

Alumni Nanyang Academy of Fine Arts, Singapura dan Royal College of Music, Inggris, itu kemudian mendapat tawaran untuk membawakan musik pop, yang membuatnya dihadapkan pada dua pilihan yakni menerima kesempatan yang datang atau meneruskan impiannya.

“Aku berpikir lagi, dari kecil aku nyiptain lagu sendiri, aku bernyanyi, aku main klasik dari kecil. Tapi klasik kan memang segmented banget. Aku juga sebenarnya pemalu dan introver,” ujar pelantun “Keep Being You” itu.

“Kalau komersil kan dunianya beda dengan klasik. Kalau klasik aku hanya diam sampai semua selesai. Kalau komersil saat tampil kita harus mengajak penonton ikut nyanyi. Aku 50:50, aku suka ciptain lagu juga, jadi kayak ambil enggak ya,” lanjutnya.

Akhirnya Isyana menerima tawaran dari salah satu label Tanah Air untuk terjun ke musik pop. Dia merasa beruntung karena diberi kebebasan untuk mengekspresikan musiknya.

“Kita diajak ngobrol bareng-bareng seperti apa musiknya, aku pengin seperti apa. Mereka juga tahu dan memperlakukan aku bukan sebagai penyanyi tapi musisi. Setelah itu aku jadi bersyukur banget,” ujarnya. [ria]

Continue Reading

Terpopuler